Selamat Datang, Mahasiswa Baru Universitas Gadjah Mada 2016! :)
Assalamualaikum wr. wb.
Merdeka!
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat & Karunia-Nya sehingga kita semua masih sehat wal 'afiat. Puji syukur juga kita panjatkan terutama untuk kedatangan adik-adik, Mahasiswa Baru Universitas Gadjah Mada 2016.
Tentunya rasa senang dan bangga bisa bergabung di Keluarga Mahasiswa dan sebagai Civitas Akademika UGM. Mungkin adik-adik sekalian sering atau beberapa kali sebelum masuk, mendengar bahwa UGM memiliki beberapa julukan. Seperti Universitas Pancasila dan Kerakyatan.
Singkat cerita, alasan dijuluki demikian sebab UGM didirikan pada masa Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia, 19 Desember 1949. Walau saat itu sedang masa peperangan mempertahankan Kemerdekaan, namun Pemerintah & Rakyat Indonesia memiliki semangat Revolusioner sejati di bidang Pendidikan. UGM didirikan untuk membuktikan kepada dunia, bahwa walaupun perang tengah berkecamuk, namun Pemerintah dan Rakyat Indonesia tetap dapat mendirikan Universitas Nasional pertama di Republik Indonesia. Sepanjang perjalanannya pun UGM menjadi tempat menimba ilmu bagi Rakyat Indonesia, tidak terbatas kelas sosialnya. UGM dikenal sebagai Universitas yang peduli dengan nasib rakyat kecil.
Masihkah Kerakyatan?
Pada perjalanannya hingga kini semakin lama UGM justru dianggap semakin jauh dari esensi Kerakyatannya. Sebab, semakin lama biaya kuliah di UGM semakin mahal. Apalagi dengan Sistem UKT dan juga status UGM kini sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH), menjadikan Rektorat UGM bebas mengelola Kampusnya sendiri. Hal tersebut semakin menjurus kepada Kapitalisasi Pendidikan. Apa itu? Singkatnya, "Nge-uangin Pendidikan", atau Komersialisasi Pendidikan. Penyelenggara Pendidikan di UGM semakin mengarah pada Bisnis. Dan semakin hari, semakin banyak kalangan kelas menengah ke atas yang kuliah di UGM dan menyingkirkan rakyat kecil, kelas menengah ke bawah. Ini bukan bermaksud melarang kalangan 'kaya' untuk kuliah di UGM, tidak. Namun, dengan melihat kondisi UGM saat ini, rasanya miris. Mobil-mobil makin menjamur, sepeda makin berkurang, bahkan beberapa jalur sepeda telah hilang berganti menjadi Parkir mobil. Tentunya hal tersebut juga dampak semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor (mobil dan motor) di Yogyakarta.
Beberapa masalah tersebut harus menjadi perhatian adik-adik sekalian, dan kita bersama. Kuliah tidak hanya belajar di kelas lho, adik-adik. Di UGM, ada banyak cara dan tempat untuk menempa diri. Di internal kampus, banyak Unit Kegiatan Mahasiswa seperti Berkuda, Sepak Bola, Unit Penalaran Ilmiah, dan lain-lain. Semua tergantung minat & bakat. Di Kuliah juga adik-adik akan belajar berorganisasi. Di internal kampus, biasanya ada Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif Fakultas, dan BEM KM UGM di tingkat Universitas.
Tidak hanya di dalam kampus. Di luar kampus juga banyak tempat untuk mengabdi dan menempa diri. Banyak Komunitas dan Gerakan Mahasiswa di Yogyakarta. Salah satunya ialah kami, GMNI.
Apa itu GMNI?
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
Adalah Gerakan Mahasiswa tingkat Eksternal Universitas yang bergerak di bidang Kebangsaan & Kerakyatan. Di sini adik-adik akan belajar, mengabdi, bersenang-senang, dan berjuang, dengan dan bersama Rakyat. GMNI fokus memperjuangkan Kaum Marhaen (Istilah dari Bung Karno) atau 'Wong Cilik', rakyat kecil. Para Petani, Buruh, Nelayan, Tukang Becak, Asongan, Anak Jalanan (bukan sinetron lho ya), Pedagang Kecil, dan lain-lain yang kecil-kecil. GMNI mendidik kita semua agar menjadi Mahasiswa yang siap berdedikasi untuk Bangsa, Negara, dan Rakyat Indonesia. Tentunya di sini bersama kami, bersama kakak-kakak dan teman-teman yang asik-asik dan kece.
Bagaimana, tertarik?
Kuy, gabung :)
Cintai Rakyatmu,
Cintai Negerimu,
Cintai Bangsamu.
Merdeka!
Hubungin Kakak-kakak ini ya, Dik :)
Aslama Nanda Rizal (0877-7364-5867)
Surya Hidayat (0821-3797-7295)
Chanassa Novria Putri (0878-8617-4968)
Alem Putra Arma (0852-7245-4952)
No comments:
Post a Comment