Thursday, December 4, 2014

Mencintai Indonesia (Untuk anak cucu kami)



Mencintai Indonesia
(Untuk anak cucu kami)
Satu alasan,,
Betapa negeri ini terlalu indah untuk dibenci
Sungguh keberagaman menjadi hal mutkak
Identitas bangsa yang dibangun diatas persamaan nasib
Ukiran semangat dan kerja keras menjadi kebanggaan setiap insan
Keindahan setiap lekuk tubuh ibu pertiwi
Memebentuk kegamuman kami terhadap sang Khalik
Dari kami yang mencintai bangsa dan tanah surga ini
Bukankah banyak masalah?
Benar  nak, banyak masalah, teramat banyak untuk dihitung
Adalah mereka yang tidak mencintai bangsa ini penyebabnya
Usirlah mereka nak dari peradaban sejarah
Para perusak....
Suatu hari kelak ...
Akan ada senyum yang menghiasi setiap langkah tegapmu nak
Ceritakanlah, ceritakanlah nak betapa kami bangga
Kami bangga di dilahirkan di tanah yang kau injak sekarang
Damai dan tenang tidur diatas awan keberagaman
Ceritakanlah kepada anak cucu nanti nak
Betapa sudah lamanya kami mencari alsan untuk membenci bangsa ini
Ceritakanlah,ceritakan nak
Betapa banyaknya sampah di negara ini
Tapi ceritakanlah pula betapa kami mencoba pungut  satu persatu
Ceritakan juga betapa banyaknya borok di setiap lekuk tubuhnya
Kami coba obati dengan sebisa kami
Wariskanlah nak, wariskanlah kecintaan kami ini
Suatu hari nanti kau akan tahu
Betapa Semua itu adalah kebenaran nak
Saat semilir angin telah berhenti mengaliri darahmu


Matahari di ujung tanah anarki



Matahari di ujung tanah anarki
Terbit laksana senja di pagi hari
Mungkinkah?
Mungkin saja,senja di pagi hari
Ketika yang belum saatnya tiba tibalah sudah
Tak ada beda baik dan jahat
di tanah anarki
Ajakan pagi dari sebuah sore kelam
Di tanah anarki
Dimana penindasan dihalalkan
Kemunafikan dijunjung tinggi
Keberagaman dipandang rendah
Dan kejujuran tiada berharga
Sebenarnya ada hal yang paling gila di dunia ini
Kebohongan terhadap diri sendiri
Terlalu banyak jawaban kosong
Yang menenggelamkan sejarah
Sejarah peradaban di tanah anarki
Ya di tanah anarki
Lalu,,,
Seperti apa ini akan dilanjutkan
Ketika kebengisan menjadi modal utama
Dalam menentukan nasib berlaksa-laksa
Tergeletak menghampa di pinggiran asa
Tidak ada kejelasan dalam berpihak
Tiada lagi dia punya ruh kebaikan
Di tanah anarki....
Ketika seremoni dikedepankan daripada esensi
Ketika eksekusi dipentingkan daripada kemiskinan
Ketika persepsi ditandingkan dengan fakta
Di tanah anarki
Tiada perbedaan