Pemerintahan
Joko Widodo & Jusuf Kalla (Jokowi – JK) merupakan harapan baru bagi rakyat
Indonesia. Pemenang Pilpres 2014 ini yang menjadi pemimpin bagi sekitar 250
juta rakyat Indonesia pada periode 2104-2019. Dengan banyaknya harapan yang
menumpuk, Pemerintahan Jokowi – JK akan memikul beban berat. Permasalahan bangsa
ini begitu banyak dan berat yang sangat sulit diselesaikan. Pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono yang baru saja berakhir, meninggalkan
setumpuk permasalahan. Pemerintahan Jokowi – JK sebagai pemerintahan yang baru
mewarisi permasalahan tersebut. Persebaran ekonomi, pembangunan, dan pendidikan
yang belum merata, kasus korupsi pejabat yang sulit diberantas, permasalahan
BBM, kriminalitas, diskriminasi terhadap minoritas, ancaman disintegrasi bangsa
dengan banyaknya gerakan separatis yang ingin memisahkan dan ataupun
menghancurkan NKRI, merupakan segelintir permasalahan warisan pemerintahan SBY –
Boediono.
Pemerintahan
Jokowi – JK diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Memang
tidak mudah, bahkan tidak mungkin rasanya semua permasalahan bagi bangsa ini
bisa terselesaikan. Karena masalah akan terus datang. Setelah menyelesaikan
suatu permasalahan, akan timbul masalah yang baru. Maka dari itu, tidak mungkin
pemerintahan Jokowi – JK menyelesaikan berbagai permasalahan “sendirian”. Pemerintahan
Jokowi – JK membutuhkan bantuan rakyat. Jokowi – JK hanya sebagai komando,
rakyatlah yang menjalankan komando tersebut. Jokowi – JK harus bekerjasama
dengan rakyat dalam menjalankan pemerintahan.
Yang
paling awal dari kebijakan pemerintahan yang baru adalah memutuskan “para
penghuni kabinet yang baru”. Beberapa hari setelah dilantik menjadi Presiden
& Wakil Presiden, Jokowi – JK belum memutuskan nama-nama menteri yang akan
mengisi kabinetnya. Hal tersebut sangat fundamental karena para menterilah yang
akan menjadi pembantu utama Presiden & Wakil Presiden dalam bertugas. Pemerintahan
Jokowi – JK seharusnya memilih para menteri berdasarkan kualitas. Bukan kepentingan
partai politik. Bukan bagi-bagi kursi. Bukan bagi-bagi kue. Sebagai langkah
awal pemerintahannya, Jokowi – JK harus membuktikan kepada rakyat bahwa mereka
akan menjalankan pemerintahan dengan baik. Para menteri haruslah orang-orang
yang berkualitas di bidangnya. Bukan karena Koalisi Indonesia Hebat sebagai
kubu pendukung Jokowi – JK pada saat Pilpres. Jokowi, sebagai Presiden, sebagai
Panglima tertinggi, sebagai pemegang keputusan kebijakan, harus berani tegas
dan tak takut menghadapi serangan politik dari musuh maupun dari pendukungnya
sendiri.
Pemerintahan
Jokowi – JK harus melakukan reformasi birokrasi. Namun, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa reformasi birokrasi tidak bisa dijalankan “sendiri”.
Pemerintahan Jokowi – JK tidak bisa otoriter. Mereka harus melihat realita yang
ada dan merangkul seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan bekerjasama
dengan pemerintahannya. Jika Jokowi – JK mampu merangkul rakyat, mampu membuat
rakyat bekerja membantu pemerintahan, mampu membuat rakyat ikut merasa memiliki
Indonesia, mampu membuat rakyat turun tangan ikut menyelesaikan permasalahan
yang ada, maka pemerintahan Jokowi – JK akan berhasil.
100
hari pertama merupakan hari-hari yang sangat krusial. Karena dalam 100 hari
pertama, kualitas pemerintahan Jokowi – JK akan terlihat. “Mau dibawa ke mana Indonesia”
akan tertebak. Jika Jokowi – JK gagal dan ataupun mengecewakan dalam 100 hari
pertama mereka kerja, maka pemerintahan akan tidak stabil, kepercayaan rakyat
akan turun. Maka menurut saya pribadi, 100 hari pertama kerja merupakan
hari-hari yang sangat krusial. Pada hari-hari tersebut, Jokowi – JK harus
kembali merangkul rakyat terutama para pendukungnya saat Pilpres yang lalu. Jokowi
– JK jangan sampai melepaskan ikatan batin dengan para relawan yang telah ikut
berjuang memenangkannya di Pilpres. Jokowi – JK harus sering blusukan di 100
hari pertama kerja. Bukan untuk pencitraan, melainkan mengajak rakyat secara
langsung untuk membantunya bekerja. Pendekatan secara langsung menggunakan
metode blusukan merupakan suatu keharusan bagi seorang pemimpin. Dengan pendekatan
personal, hubungan batin akan tercipta.
Selain
blusukan mengajak rakyat mendukung pemerintahannya, Jokowi – JK dalam 100 hari
pertama kerja menurut saya harus memperbanyak kunjungan ke luar negeri. Mempererat
hubungan diplomatik dengan berbagai negara agar bisa tercipta kerjasama yang
baik dan tidak saling merugikan. Dengan dukungan dari banyak negara akan
memperlancar pergerakan pemerintahan Jokowi – JK demi mensejahterakan rakyat
Indonesia.
Pemerintahan
Jokowi – JK juga harus langsung memikirkan bersama jajaran penghuni kabinetnya
bagaimana caranya meratakan persebaran ekonomi, pembangunan, pelayanan
kesehatan, dan pendidikan yang belum merata di seluruh penjuru NKRI. Secara
teknis saya pribadi tidak bisa memberikan saran yang konkrit karena ilmu saya
belum mencukupi untuk hal itu. Tapi saya sangat berharap kepada pemerintahan
Jokowi – JK, pilihlah menter-menteri dari kalangan professional, akademisi yang
ilmunya tak diragukan lagi. Jokowi – JK harus mau mengajak para ilmuwan
bekerjasama untuk memajukan bangsa dan negara. Namun saya persamaan tujuan
politik juga penting agar jalannya pemerintahan bisa stabil tanpa banyak
gangguan. Meskipun pada penjelasan awal saya menolak Jokowi – JK bagi-bagi
kursi, bukan berarti saya menolak 100% persen mengenai kepentingan politik. Kabinet
Jokowi – JK harus diisi dengan mayoritas professional / akademisi, dan
minoritasnya diisi oleh Koalisi Indonesia Hebat sebagai pendukung pemerintahan
Jokowi – JK. Hal tersebut akan memudahkan jalannya pemerintahan. Namun dengan
catatan, orang-orang dari Koalisi Indonesia Hebat yang menjadi menteri-menteri
juga haruslah dari kalangan professional / akademisi. Harus diseleksi secara
ketat kualitasnya. Jadi meskipun dari partai politik, kualitas dan semangatnya
demi NKRI adalah hal yang paling utama.
Karena
tiap menteri akan memimpin kementriannya masing-masing. Jika kementrian
dipimpin oleh orang-orang yang berkualitas dan sejalan dengan apa yang
diinginkan Jokowi – JK, maka pemerintahan akan berjalan lancar. Terutama kementrian
yang berhubungan dengan perseberan ekonomi, pembangunan, pelayanan kesehatan,
dan pendidikan. Jika Jokowi – JK mampu memegang “elemen-elemen” tersebut, maka
kemerataan niscaya bisa diwujudkan.
Pemerintahan Jokowi – JK juga harus
memperbanyak organisasi masyarakat yang bertujuan baik demi bangsa dan negara. Selain
memperbanyak, Jokowi – JK juga harus merangkul seluruh organisasi masyarakat
yang telah ada. Pendekatan kepada seluruh organisasi masyarakat tersebut juga
harus melalui pendekatan personal agar hubungan batin tercipta. Karena organisasi
masyarakat memiliki massa, maka rakyat yang tergabung maupun simpatisan dari
organisasi masyarakat tersebut akan “nurut” dengan kebijakan organisasinya. Jika
organisasi masyarakat tersebut mendukung dan membantu pemerintahan Jokowi – JK dengan
berbagai kegiatan yang positif, hal tersebut akan memperkuat pemerintahan. Rakyat
akan semakin mencintai Jokowi – JK dan akan ikut membantu pemerintahan.
Sangat sulit memang tugas
pemerintahan Jokowi – JK. Namun semua tantangan niscaya bisa dilalui jika
kobaran api semangat para pendiri bangsa dan negara ini melebur ke dalam jiwa
kita semua.
No comments:
Post a Comment