Wednesday, October 22, 2014

SOSIO-DEMOKRASI

Mengikuti gerakan yang berorientasi pemikiran Bung Karno, berarti harus siap untuk terus memutar otak. Karena tidak sembarang orang bisa mengerti pemikiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia itu. Bung Karno satu-satunya tokoh nasional yang pemikirannya menjadi ideologi tersendiri. Tidak mengekor kepada ideologi maupun tokoh luar negeri yang ideologinya dijadikan dasar perjuangan suatu golongan. Ideologi Bung Karno tersebut adalah Marhaenisme. Ideologi murni bangsa Indonesia.
Marhaenisme jika dijelaskan secara singkat berarti suatu paham untuk menyelamatkan kaum Marhaen (petani kecil, buruh kecil, nelayan kecil, pedagang kecil, dan lain-lain yang kecil-kecil). Bung Karno pernah berkata “yang saya namakan kaum Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat. Atau lebih tepat: yang dimelaratkan oleh Kapitalisme, Kolonialisme & Imperialisme”. Inti daripada Marhaenisme ada tiga: SOSIO-NASIONALISME, SOSIO-DEMOKRASI, dan KETUHANAN YANG MAHA ESA. Yang ketiganya disebut sebagai TRISILA, hasil perasan daripada PANCASILA. Jadi Marhaenisme adalah PANCASILA itu sendiri.
Pada diskusi GMNI Komisariat Caretaker Geografi UGM kali ini membahas tentang SOSIO-DEMOKRASI. Apa itu Sosio-Demokrasi? Di dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi jilid I, Bung Karno menjelaskan dalam tulisannya yang berjudul “Demokrasi-Politik dan Demokrasi-Ekonomi”, bahwa Sosio-Demokrasi adalah demokrasi yang berdiri dengan dua kakinya di dalam masyarakat. Sosio-Demokrasi bukan demokrasi ala Revolusi Perancis, bukan demokrasi ala Amerika, Inggris, Belanda, Jerman, dan lain-lain. Tetapi adalah demokrasi sejati yang mencari kebesaran politik dan ekonomi, keberesan negeri dan keberesan rezeki. Sosio-Demokrasi adalah demokrasi politik dan ekonomi.
Demokrasi Indonesia seharusnya tidak membebek kepada demokrasi barat yang borjuis. Dalam demokrasi barat, rakyat berhak memberikan suaranya. Rakyat juga berhak untuk duduk di parlemen. Hanya demokrasi dalam politik, namun tidak dalam ekonomi. Karena ekonomi barat dikuasai para Kapitalis Lintah Darat penghisap rakyat. Pada Revolusi Perancis, kaum proletar / buruh dan kaum miskin lainnya diajak bersama-sama oleh para kaum borjuis untuk menumbangkan Raja dan system Feodalisme. Dengan dalih “Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan”.
Rakyat jelata di Perancis yang tergiur oleh slogan tersebut turut berjuang bersama kaum borjuis tersebut. Namun setelah Raja digulingkan, Feodalisme malah berganti menjadi Kapitalisme. Pemerintahan dan ekonomi dikuasai oleh para pebisnis di Perancis demi kesejahteraan mereka sendiri. Itu yang terjadi begitu lama di Eropa, dari Perancis menyebar ke berbagai negara di Eropa. Meskipun pada perkembangannya, rakyat jelata akhirnya diberikan hak untuk bersuara dan ataupun duduk di kursi parlemen. Namun dalam perekonomian, rakyat jelata tak dapat berbuat banyak. Karena terutama Eropa Barat, menganut Liberalisme yang menurunkan system Kapitalisme. Ya, siapa yang kaya dia yang berkuasa. Persaingan bebas, perburuhan, kasta antara Budak & Majikan terjadi karena system tersebut.
Itu yang tidak diinginkan Bung Karno, maka dari itu dicetuskanlah apa yang disebut sebagai SOSIO-DEMOKRASI. Bahwa demokrasi bukan hanya dalam bidang politik saja. Melainkan juga dalam bidang ekonomi yang berpengaruh kepada hubungan sosial. Sosio-Demokrasi timbul karena Sosio-Nasionalisme dari akar Nasionalisme Indonesia. Nasionalisme Indonesia tidak bersifat Chauvinis apalagi Fasis. Nasionalisme Indonesia bukan Nasionalisme barat. Nasionalisme Indonesia adalah karena perikemanusiaan. Bukan Nasionalisme sempit yang membatasi antara Indonesia dan negara lain. Bukan Nasionalisme yang merasa bahwa bangsa Indonesia adalah yang terbaik di dunia. Apa itu Sosio-Nasionalisme? Singkatnya adalah Nasionalisme rakyat, yang menolak borjuasi penyebab kepincangan masyarakat.

Sosio-Demokrasi adalah kelanjutan daripada Sosio-Nasionalisme. Inti daripada Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi adalah bahwa Indonesia tidak serta menjiplak Nasionalisme dan Demokrasi ala Eropa. Tetapi Indonesia memiliki caranya sendiri dalam menjalankan Nasionalisme dan Demokrasi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

No comments:

Post a Comment