Mengikuti
gerakan yang berorientasi pemikiran Bung Karno, berarti harus siap untuk terus
memutar otak. Karena tidak sembarang orang bisa mengerti pemikiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia itu.
Bung Karno satu-satunya tokoh nasional yang pemikirannya menjadi ideologi
tersendiri. Tidak mengekor kepada
ideologi maupun tokoh luar negeri yang ideologinya dijadikan dasar perjuangan
suatu golongan. Ideologi Bung Karno tersebut adalah Marhaenisme. Ideologi murni
bangsa Indonesia.
Marhaenisme
jika dijelaskan secara singkat berarti suatu paham untuk menyelamatkan kaum
Marhaen (petani kecil, buruh kecil, nelayan kecil, pedagang kecil, dan
lain-lain yang kecil-kecil). Bung Karno pernah berkata “yang saya namakan kaum Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang
melarat. Atau lebih tepat: yang dimelaratkan oleh Kapitalisme, Kolonialisme
& Imperialisme”. Inti daripada Marhaenisme ada tiga:
SOSIO-NASIONALISME, SOSIO-DEMOKRASI, dan KETUHANAN YANG MAHA ESA. Yang ketiganya
disebut sebagai TRISILA, hasil perasan daripada PANCASILA. Jadi Marhaenisme
adalah PANCASILA itu sendiri.
Pada
diskusi GMNI Komisariat Caretaker Geografi UGM kali ini membahas tentang SOSIO-DEMOKRASI.
Apa itu Sosio-Demokrasi? Di dalam buku Di
Bawah Bendera Revolusi jilid I, Bung Karno menjelaskan dalam tulisannya
yang berjudul “Demokrasi-Politik dan Demokrasi-Ekonomi”, bahwa Sosio-Demokrasi
adalah demokrasi yang berdiri dengan dua kakinya di dalam masyarakat.
Sosio-Demokrasi bukan demokrasi ala Revolusi Perancis, bukan demokrasi ala
Amerika, Inggris, Belanda, Jerman, dan lain-lain. Tetapi adalah demokrasi
sejati yang mencari kebesaran politik dan ekonomi, keberesan negeri dan
keberesan rezeki. Sosio-Demokrasi adalah demokrasi politik dan ekonomi.
Demokrasi
Indonesia seharusnya tidak membebek
kepada demokrasi barat yang borjuis. Dalam demokrasi barat, rakyat berhak
memberikan suaranya. Rakyat juga berhak untuk duduk di parlemen. Hanya
demokrasi dalam politik, namun tidak dalam ekonomi. Karena ekonomi barat
dikuasai para Kapitalis Lintah Darat
penghisap rakyat. Pada Revolusi Perancis, kaum proletar / buruh dan kaum miskin
lainnya diajak bersama-sama oleh para kaum borjuis untuk menumbangkan Raja dan
system Feodalisme. Dengan dalih “Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan”.
Rakyat
jelata di Perancis yang tergiur oleh slogan tersebut turut berjuang bersama
kaum borjuis tersebut. Namun setelah Raja digulingkan, Feodalisme malah
berganti menjadi Kapitalisme. Pemerintahan dan ekonomi dikuasai oleh para pebisnis
di Perancis demi kesejahteraan mereka sendiri. Itu yang terjadi begitu lama di
Eropa, dari Perancis menyebar ke berbagai negara di Eropa. Meskipun pada
perkembangannya, rakyat jelata akhirnya diberikan hak untuk bersuara dan
ataupun duduk di kursi parlemen. Namun dalam perekonomian, rakyat jelata tak
dapat berbuat banyak. Karena terutama Eropa Barat, menganut Liberalisme yang
menurunkan system Kapitalisme. Ya, siapa yang kaya dia yang berkuasa.
Persaingan bebas, perburuhan, kasta antara Budak & Majikan terjadi karena
system tersebut.
Itu
yang tidak diinginkan Bung Karno, maka dari itu dicetuskanlah apa yang disebut
sebagai SOSIO-DEMOKRASI. Bahwa demokrasi bukan hanya dalam bidang politik saja.
Melainkan juga dalam bidang ekonomi yang berpengaruh kepada hubungan sosial.
Sosio-Demokrasi timbul karena Sosio-Nasionalisme dari akar Nasionalisme
Indonesia. Nasionalisme Indonesia tidak bersifat Chauvinis apalagi Fasis.
Nasionalisme Indonesia bukan Nasionalisme barat. Nasionalisme Indonesia adalah
karena perikemanusiaan. Bukan Nasionalisme sempit yang membatasi antara
Indonesia dan negara lain. Bukan Nasionalisme yang merasa bahwa bangsa
Indonesia adalah yang terbaik di dunia. Apa itu Sosio-Nasionalisme? Singkatnya
adalah Nasionalisme rakyat, yang menolak borjuasi penyebab kepincangan
masyarakat.
Sosio-Demokrasi
adalah kelanjutan daripada Sosio-Nasionalisme. Inti daripada Sosio-Nasionalisme
dan Sosio-Demokrasi adalah bahwa Indonesia tidak serta menjiplak Nasionalisme
dan Demokrasi ala Eropa. Tetapi Indonesia memiliki caranya sendiri dalam
menjalankan Nasionalisme dan Demokrasi yang bertujuan untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia.
No comments:
Post a Comment